Kamis, 12 Oktober 2017

"Tentang"

"dulu kamu kayaknya ukthi lho dit"

Satu kalimat yang menghantam batinku ketika bertemu kawan lamaku di suatu kesempatan menjelang pertemuan besar.
Aku memang telah banyak beralih, aku memang telah jauh berlari, atau bahkan mundur dari mencintai.
Harapan dan angan yang aku cita-citakan kini hanya mampu kuusahakan dengan menutupi kenangan.
Aku menulis cerita hidupku kembali, walau seakan aku harus mengungkit satu persatu kisah pilu di dalam buku harianku.
Bahkan aku tidak memiliki buku harian.

Terlalu usang bagiku jika masih kutuliskan segala hal dalam kertas abu abu.
Namun pada buktinya, aku terus mencaci diri melalui kata dan kalimat panjang ketidakberhasilan.
Menghujam diri sendiri merasa paling rendah diantara yang lain.
 
Setelah kulalui segala bentuk jalan terjal, aku masih ingin berfikir tentang bahagiaku. Omong kosong memang, aku tidak mungkin bahagia terlebih ketika masih ada banyak bara api yang menyala di dalam hati dan membakar diriku secara perlahan.

Aku benci terlalu berpura-pura malaikat, tidak ada manusia yang mampu seperti IA.
Manusia itu kotor, munafik mereka yang menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.

Berkacalah.
Siapa kamu sesungguhnya, untuk apa kamu sebenarnya, dan bagaimana kamu kedepannya?

Aku adalah contoh ketidaksempurnaan yang mencoba bertahan.
Aku adalah darah yang menginginkan mengalir dengan tenang.
Aku adalah merah yang menggelapkan hitam.



~isd~

Wates, Kulon Progo
12 Okt 2017

2 komentar:

WahyuJo mengatakan...

dan aku tetap abu abu.. ada 3 warna di dalam tulisan itu.. aku tak tau siapa itu hitam

isdividual mengatakan...

aku adalah peran itu sendiri