Sekian banyak kujumpai tentang
segala bentuk yang disebut aturan. Kusapa satu persatu melalui ritme bahagia
yang kucipta berdasarkan peran. Pernah kulalui dengan nada kegundahan. Pernah
kumencari apa yang dinamakan ketenangan. Hanya saja noktah yang terdengar tidak
lain adalah sebuah kacau sumpah serapah kehidupan.
Kenang dan terus terbayang. Kepada
kamu yang membuatku seakan merasa pulang. Sayang, adalah tipu belaka
tatkala kamu menjadikanku putri raja. Tersanjung memang, padamu yang manis
menjadi andalan. Kecewa? Pasti, kan selalu menjadi tak bertepi. Terlebih detik-detik
genting sulutan api membakar hati. Kau betransformasi bak akhi-akhi berkeliaran
di sekitar jeruji besi.
Kupukul keras kepala terkutukku,
sesal yang menyerbu tanpa babibu mendorong aku mengkhianati jatidiriku. Aku tak
mengenali lagi siapa aku waktu itu. Terbuai selalu kepada janji-janji palsu
tentang kita yang kan bersatu. Ibarat bertemu para serdadu pemburu kupu-kupu
lucu. Lalu menjadikan binatang itu sebagai penghias dikala sesak nafasmu akan
udara penuh cerutu. Aku bersimpuh jatuh di dalam angan bahagiamu. Jelas,
bahagiamu. Bukan ceria-ku.
Kalut, begitulah suasana jiwaku.
Tanpa arah tertutup akan tipu muslihatmu. Aku mendoa kepada KAU Tuhan
panutanku. Izinkan aku bertemu dan memeluk sesiapa aku pada takdirMu. Aku haus
akan alur maju tumbuh kembangku. Begitu lama berada dalam lingkar kedustaan.
Begitu kelam akhirnya cerita hasil buatan, pun atas apa yang kau lakukan. Wahai
mantan pujaan.
Salah, jika ini mengungkap sebuah roman.
Aku duduk dipojok pertapan, sedang berdiskusi dengan kekacauan. Keberaturan
khayalan mengenai hujatan. Semula telah kurapikan dawai-dawai setan yang
berhamburan. Jalan-jalan terancam hasil goresan kemunafikan. Lukisan yang
tergambar atas kecerobohan berkoalisi selaksa ambisi untuk terus memiliki.
Cukuplah keliru ini bertumpu. Aku selalu
berderu dalam bisu, membangun visualku agar tak lagi semu. Ruang sendu di ujung
kediamanku membawa haru untuk aku mampu merubah segala kelamku.
Di ujung ini pula kubertemu dia,
kekasihku. Bahagia sejatiku. Bersamanya aku berharap pada kecemburuan khalayak.
Bahwa aku dan dia adalah indah yang paling nyata diantara mereka pemuja cinta.
Tuhan, berikan kedamaian antara aku dan dia. Jadikan kisah ini bentuk terindah
untuk aku dan dia. Katakan pada dunia bahwa aku sangat mencintainya.
~Isd~
Wates, Kulonprogo
01.53
18 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar